‘Lebih baik mandi keringat di medan latihan dari pada mandi darah di medan pertempuran’ demikian motto hidup seorang prajurit.
‘I hated every minute of training, but I said : Don’t quit. Suffer now and live the rest of your life as a champion.’kata legenda tinju Muhammad Ali.
Kerohanianpun demikian. Ia tidak terbentuk di pertempuran atau di pertandingan. Jadi di manakah pembentukan itu terjadi?
Mazmur 23 : 1-6
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,aku tidak takut bahaya,sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku,di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Kerohanian kita tidak terbentuk di pertemuan ibadah gereja. Kerohanian juga tidak dibangun oleh pelayanan. Kerohanian terbentuk saat kita duduk sendirian bersama dengan Tuhan. Di saat itulah kita merasakan kebaikan-Nya dalam hidup. Betapa Bapa di Sorga menyertai bahkan mencukupkan apa yang kita butuhkan dalam tiap langkah kehidupan. Kerohanian kita dibentuk saat hubungan pribadi kita semakin hari semakin dalam dengan Sang Pencipta.
🕯️Ada masa saya merasa lebih rohani karena banyak melakukan pelayanan di gereja, padahal kenyataannya saya tidak dekat dengan Tuhan. Saya merasa puas dalam kesibukan berjemaat lebih daripada merasa tenteram bersaat teduh sendirian.
🕯️Perenungan hari ini menyadarkan saya untuk membangun pondasi kerohanian yang benar, yaitu hubungan pribadi dengan Tuhan. Saya tidak lagi menjadikan kegiatan ataupun pelayanan sebagai tolak ukur.
Daud memang dikenal dan dihormati sebagai raja yang membawa Israel kepada kemenangan dan kejayaan. Namun yang membawa kepada kemuliaan adalah hatinya yang rindu selalu berpaut pada Tuhan. Karena Daud percaya bahwa segala kesuksesan dunia sia-sia jika dia tidak dekat pada Gembala Yang Baik.
Bro Sis,
Bagaimana kita menilai kerohanian?
Dengan kegiatan gerejakah? Atau dengan pelayanankah?
Kerohanian pribadi kita dibentuk dan dibangun oleh hubungan pribadi kita dengan Yang Mahakuasa.
Setiap kalimat yang kita haturkan dalam doa,
Setiap ayat yang kita renungkan,
Membawa kita semakin dekat kepada-Nya
Itulah yang membentuk kita
Itulah membuat kita siap bertanding
Itulah yang membuat kita siaga bertempur
Sampai Tuhan memberikan mahkota kemenangan
Photo by Courtney Cook on Unsplash