Kebanyakan dari kita ingin hidup benar dan kudus :
- Kita ingin terlepas dari dosa dan kelemahan.
- Kita ingin menjadi seorang yang sabar.
- Kita ingin menjadi seorang yang rajin dan disiplin.
- Kita ingin berani memberitakan Injil.
- Kita rindu untuk melayani dalam jemaat.
- Kita ingin mengasihi setiap orang termasuk yang membenci kita.
Namun apakah yang kita dapati? Kita hidup bertentangan dari kehendak-kehendak tersebut.
Rasul Paulus mengalami pergumulan yang sama :
Roma 7 : 21 – 24
Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Pernahkah kamu berpikir seperti ini?
“Prinsip dari ayat Alkitab ini sangatlah benar, dan jika saya menjalaninya pasti hidup saya akan diubahkan dengan dahsyat. Namun entah kenapa saya merasa tidak sanggup bahkan enggan untuk melakukannya.”
🕯️ Bahkan sampai detik inipun saya masih merasakan demikian. Ada prinsip-prinsip Alkitab yang saya tahu adalah kebenaran dan coba untuk menghidupinya, namun dalam perjalanannya saya masih terseok-seok bahkan terjatuh berkali-kali.
🕯️ Hal ini seringkali membuat saya merasa tidak layak dan ingin berhenti untuk berjuang hidup dalam kebenaran. Saya memang diciptakan untuk menjadi seorang yang jahat.
🕯️ Namun perenungan hari ini menyadarkan bahwa memang saya adalah seorang pendosa yang akan jatuh dan jatuh lagi, namun kasih karunia Allah yang begitu besar akan selalu mengangkat selama saya bangkit mencoba dan mencoba lagi. Kasih karunia Bapa di Sorga akan terhenti ketika saya berkeputusan untuk tidak lagi mau menerimanya.
Amsal 24:16
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangkit kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”
Orang benar bangkit, bangkit dan bangkit lagi karena dia mengerti kasih karunia Allah yang berlimpah dan tak terbatas. Dia sadar bahwa selama dia tidak berputus asa, Bapa di Sorga akan selalu berkenan menerimanya.
Jadi apa yang bisa kita lakukan sekarang?
Saya mengajak kita semua untuk BANGKIT :
- B-erdoa secara teratur, meminta kekuatan dan bimbingan dari Tuhan.
- A-kui kenyataan diri, bahwa jatuh dan bangkit adalah bagian dari hidup.
- N-ikmati kasih karunia Tuhan, yang selalu ada untuk mengangkat kita.
- G-unakan kesalahan sebagai kesempatan untuk bertumbuh.
- K-uatkan pola pikir positif, fokus pada kemajuan bukan kegagalan.
- I-ngat selalu janji Tuhan, bahwa Ia akan selalu menerima kita.
- T-erapkan prinsip-prinsip kebenaran, melalui pembacaan Alkitab secara teratur.
Tuhan yang Maha Pengasih,
Terima kasih atas kasih karunia-Mu yang selalu menyertaiku. Aku mengakui kelemahanku, dan memohon kekuatan-Mu untuk bangkit dari setiap kesalahan. Bantulah aku untuk selalu mengandalkan kasih-Mu, dan tidak pernah menyerah dalam perjuangan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu.
Amin.
Photo by Daniel Jensen on Unsplash