Acara Pembukaan Olimpiade Menista Agama Kristen, Tapi Kita Tidak Boleh Bermental Korban. Mengapa? 

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study Tak ada komentar pada Acara Pembukaan Olimpiade Menista Agama Kristen, Tapi Kita Tidak Boleh Bermental Korban. Mengapa? 

Pembukaan Olimpiade Paris 2024 mengundang banyak kontroversi karena ada salah satu isi acara yang memparodikan Perjamuan Kudus. Banyak orang kristen yang merasa terhina dan memboikot olimpiade tahun ini. 

Ya, sebagai orang kristen kita boleh tersinggung, namun jangan sampai kita memiliki mental korban dan merasa perlu dikasihani dunia. Mengapa? 

 

Wahyu 1 

(5) Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.

Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.

(8) “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.

 

Hidup Yesus Kristus sejak awal hidup-Nya memang mengalami banyak cerca dan hina, bahkan penganiayaan dan pembunuhan. Namun tak pernah sekalipun Dia merasa menjadi korban dan meminta belas kasihan orang lain. 

Mengapa? Karena Dia tahu siapa diri-Nya dan apa tujuan hidup-Nya di dunia ini : 

  • Dia adalah Saksi yang setia. 
  • Yang pertama bangkit dari orang mati. 
  • Yang berkuasa atas seluruh raja-raja bumi. 
  • Dia datang untuk mengasihi dan melepaskan dosa kita oleh darah-Nya. 
  • Dia adalah Alfa dan Omega. 
  • Dia adalah Yang Mahakuasa. 

Parodi Perjamuan Kudus di Opening Ceremony tak sedikitpun mengurangi kemuliaan-Nya. Seperti pepatah bijak pernah berkata : 

‘Engkau tak bisa mengurangi kemuliaan samudera hanya dengan meludahinya’

 

Jadi, bagaimanakah kita harus bersikap? 

Kita harus bersikap seperti Kristus : 

  • Kita justru semakin bersemangat menjadi saksi-Nya di dunia ini. 
  • Kita bangkit dan menunjukkan kuasa hidup kita sebagai murid-Nya. 
  • Kita menunjukkan kasih kepada semua orang. 

 

🕯️Terus terang boro-boro sampai dihina dan ditertawakan, merasa tidak dihargai dan tidak didukung saja membuat iman saya loyo dan merasa menjadi korban. Saya merasa perlu dikasihani dan dimengerti oleh orang lain. 

🕯️Perenungan hari ini menguatkan saya untuk menjadi seperti Kristus yang berkuasa dan mulia meskipun sepanjang hidupnya Dia dihina, dianiaya bahkan dibunuh. Dia menunjukkan bahwa sampai akhir hidup di muka bumi telah menjadi Saksi yang setia. 

 

Bro Sis, 

Ketika iman kekristenan kita dihina dan ditertawakan dunia, tidak boleh sekalipun kita bermental korban. Jangan memelas untuk dikasihani. 

Ingatlah bahwa Tuhan Kita Yesus Kristus sudah mengalami semuanya, bahkan lebih lagi. Namun pada akhir jaman Dia akan datang dan menunjukkan kemuliaan-Nya : 

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

(https://alkitab.me/in-tb/Filipi/2/9 – 11)

Bagikan Ini:

Oleh Eka Karnawan

Seorang dokter gigi yang cinta Tuhan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DOMBAPA Ijinkan kami memberi notifikasi update terbaru kepada Anda.
Tidak
Ijinkan Notifikasi