Roma 5 : 2 – 4 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Bermegah Dalam Iman
Di pasal-pasal sebelumnya Rasul Paulus dengan panjang lebar menjelaskan bahwa kita semua adalah makhluk jahat yang pantas mendapatkan kebinasaan. Namun karena kasih dari Bapa si Sorga yang unlimited-lah kita boleh dibenarkan. Dan hanya karena kita beriman akan pengampunan melalui pengorbanan Kristus Yesuslah kita dapat diselamatkan. Karena iman itu semata kita boleh bermegah.
Bermegah Dalam Kesengsaraan
Pada masa itu menjadi orang kristen adalah jaminan kesengsaraan. Mereka bukan saja dibenci oleh orang Yahudi, melainkan juga dikejar-kejar oleh kekaisaran Roma untuk menerima hukuman-hukuman yang keji.
Saat ini mungkin kita tidak mengalami kesengsaraan secara lahiriah. Namun berjuang untuk hidup benar di dunia yang gelap ini tidaklah mudah. Kita berjuang untuk hidup jujur dan setia, kita mati-matian hidup mengejar dan mempertahankan kekudusan. Di samping itu kita harus mengasihi bukan hanya kawan, melainkan juga lawan. Semua itu jauh dari kata mudah dan sangat akrab dengan penderitaan.
Bro Sis,
Pertama kita bermegah dalam iman kepada Kristus, karena inilah kebenaran.
Tahukah kalian bahwa saat ini banyak generasi muda yang ingin belajar tentang iman kristen? Mengapa? Karena semakin banyak Gen Z yang akhirnya mengerti bahwa iman kristenlah yang benar (Christians, It’s Time to Get Excited about 2025!).
Bahkan di negara Iran di mana Alkitab merupakan buku yang dilarang untuk dimiliki apalagi dibaca, justru di sanalah kekristenan tumbuh dengan pesat (Iran’s Jesus Revolution? Mosques Close as 1 Million Muslims Accept Christ).
Yang kedua kita bermegah dalam penderitaan, karena kesengsaraan itulah yang akan memurnikan iman kita.
Ketika kita menjalani prosesnya dengan benar, niscaya kesulitan hidup karena Kristus justru menjadikan kita pribadi yang lebih agung dan mulia.
Jadi apa yang bisa kita lakukan?
Saya mengusulkan 4 hal praktikal yang disingkat menjadi kata GROW :
G – Gratitude (Bersyukur dalam Iman)
Setiap hari, luangkan waktu untuk bersyukur atas kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Bisa dilakukan melalui doa pagi atau menulis jurnal ucapan syukur.
R – Resilience (Tetap Setia dalam Kesulitan)
Saat menghadapi kesulitan, jadikan itu sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam iman. Misalnya, tetap jujur dan berpegang pada kebenaran meskipun ada tekanan dari lingkungan.
O – Outreach (Mengasihi dalam Tindakan)
Tunjukkan kasih Kristus dengan melayani dan mengasihi orang lain, termasuk mereka yang sulit untuk dikasihi. Bisa dengan membantu teman yang kesulitan atau mendoakan mereka yang pernah menyakiti kita.
W – Witness (Menjadi Saksi Kristus)
Bagikan iman melalui kesaksian hidup, baik dengan perkataan, sikap, maupun tindakan. Misalnya, membagikan ayat Alkitab di media sosial atau menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan GROW, kita bertumbuh dalam iman dan menjadi pribadi yang lebih serupa dengan Kristus!
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kasih karunia-Mu yang menyelamatkan aku. Bantu aku tetap setia dalam setiap tantangan dan melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Ajari aku untuk mengasihi, bahkan kepada mereka yang sulit dikasihi. Pakailah hidupku sebagai saksi-Mu agar nama-Mu dimuliakan. Amin.
Photo by Andrew Seaman on Unsplash