Seorang wanita bernama Sonia Exelby dari Portsmouth, Inggris, menjadi peringatan keras tentang bahaya pikiran negatif dan masalah kesehatan mental yang tak tertangani.
Pada Oktober, pihak berwenang di Florida mulai melakukan penyelidikan setelah Sonia Exelby, 53 tahun, dilaporkan hilang karena tidak kembali ke Inggris sesuai jadwal penerbangannya.
Penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Inggris menemukan petunjuk mengejutkan: Exelby, yang dilaporkan tengah berjuang melawan pikiran bunuh diri (suicidal), ternyata melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dengan tujuan untuk disiksa secara seksual, dianiaya, dan dibunuh.
Ia diyakini telah menghubungi beberapa orang di AS bahkan membayar seorang pria sebagai bagian dari “misi bunuh diri” yang ia rencanakan.
Jasad Exelby kemudian ditemukan di Marion Oaks, Florida, dengan indikasi yang jelas bahwa ia menjadi korban pembunuhan.
Penyelidikan polisi mengarah pada Dwain Hall, 53 tahun. Hall akhirnya mengakui bahwa mereka pernah berhubungan seksual dan membahas tentang perbudakan (bondage), bunuh diri, dan keinginan Exelby untuk dibunuh.
Hall bahkan sempat menyiratkan bahwa Exelby “sekarang bahagia karena dia mendapatkan apa yang dia inginkan.”
Namun, di tengah semua rencana tragis tersebut, terdapat bukti yang menunjukkan adanya keraguan di menit-menit terakhir dari pihak Exelby.
Melalui pesan yang dikirimkan kepada seorang teman melalui Discord, Exelby menyatakan bahwa seorang pria menahannya di luar kemauannya (untuk tidak bunuh diri).
“Dia menjelaskan tidak ada jalan keluar kecuali aku menembaknya. Aku mempertanyakan hal itu tadi malam. (Tapi) Aku tidak bisa membunuh siapa pun,” tulisnya, yang mengindikasikan rasa takut dan perubahan pikiran sebelum nasib buruk menimpanya.
Hall akhirnya ditangkap dan didakwa atas tuduhan pembunuhan, penculikan, dan penipuan.
Kisah ini menjadi cerminan kelam tentang betapa berbahayanya ketika seseorang yang rentan dan dipenuhi emosi negatif bertemu dengan individu yang kejam, yang memanfaatkan keputusasaan tersebut.
APA KATA FIRMAN TENTANG PIKIRAN & EMOSI NEGATIF
Kisah tragis ini menyoroti pentingnya menjaga hati dan pikiran dari keputusasaan, kegelapan, dan emosi negatif yang dapat membawa pada konsekuensi yang menghancurkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Alkitab banyak memberikan pelajaran tentang bagaimana mengelola pikiran dan emosi:
1. Menjaga Hati Sebagai Sumber Kehidupan
Segala sesuatu berawal dari hati, yang merupakan pusat pikiran dan emosi kita. Kegelapan, kekecewaan, dan keputusasaan dapat melahirkan tindakan yang paling merusak.
Amsal 4:23 (TB) “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Markus 7:21 (TB) “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,”
Pelajaran: Pikiran-pikiran negatif yang tidak dikendalikan, terutama yang mengarah pada kebencian diri atau kejahatan, memiliki potensi untuk menghasilkan bencana yang ekstrem.
2. Memerangi Kekhawatiran dan Keputusasaan dengan Damai Sejahtera
Jika Anda berjuang melawan pikiran negatif dan keinginan untuk menyerah (seperti yang dialami Exelby), fokus dapat dialihkan dari keputusasaan kepada Tuhan melalui doa dan rasa syukur.
Filipi 4:6-7 (TB) “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Pelajaran: Daripada larut dalam kecemasan atau ide-ide yang merusak diri sendiri, menyerahkan semua beban kepada Tuhan melalui doa dapat menghasilkan kedamaian yang melindungi pikiran kita.
3. Mengendalikan Pikiran dengan Hal yang Positif
Cara untuk mengalahkan pikiran negatif adalah dengan *SECARA AKTIF* mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan benar.
Filipi 4:8 (TB) “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Pelajaran: Kita memiliki kendali untuk mengarahkan apa yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran kita. Mengisolasi diri dari hal-hal gelap dan fokus pada nilai-nilai yang baik adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan spiritual.
CARI DUKUNGAN DARI ORANG YANG POSITIF
Jangan sampai Anda terjebak dengan mencari dukungan orang-orang yang negatif, karena masalah Anda akan bertambah parah.
Yang Anda cari adalah solusi, bukan hanya persetujuan, validasi, pengakuan, pembenaran diri dan perhatian.
Pada kisah Sonia Exelby di atas, mengajarkan kita bahwa mengatasi masalah hidup dengan mencari orang yang negatif akan menjadi kesalahan fatal dalam hidup.
Ibrani 10:24-25 (TB) “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan tiba.”
Alih-alih mencari pelarian yang berbahaya, seseorang yang bergumul hendaknya mencari:
- Pemimpin Rohani: Segera berbicara dengan pendeta, penatua, atau konselor rohani yang terlatih.
- Teman yang Tepercaya: Membuka diri kepada seorang teman seiman yang teruji kesalehan dan kebijaksanaannya.
- Layanan Profesional: Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental (psikolog/psikiater) sambil tetap didukung oleh komunitas seiman. Bantuan profesional ini sering kali menjadi jembatan yang diperlukan untuk pemulihan sejati.
Carilah Tuhan dan orang-orang positif “kepanjangan TanganNya”, maka Anda akan mendapatkan solusi dan kemenangan.
Awan (Andreas Hermawan)
