Dari manakah kekaguman akan Tuhan berasal? Apakah dari mujizat dan tanda?
Kisah Rasul 2 : 42,43
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
Ketakutan dan kekaguman akan Tuhan memang bisa didapatkan dari berkat, mujizat dan tanda yang terjadi dalam hidup kita, namun percayalah bahwa kekaguman seperti itu tidak akan bertahan lama.
Jadi apakah sumber kekaguman yang permanen?
Dari firman Tuhan di atas saya berani mengambil kesimpulan bahwa kekaguman yang permanen berasal dari :
- Pengajaran rasul-rasul atau Injil.
- Persekutuan saudara seiman.
- Doa dan perjamuan kudus.
Tuhan sangat banyak memberkati kehidupan saya. Saya merasa bersyukur dan kagum akan kebaikan-Nya. Namun harus saya akui bahwa semua itu tidak bertahan lama. Segera saya akan merasa kuatir lagi dan sukacita itu hilang. Saya sadar bahwa kekaguman akan Tuhan haruslah dimulai dari hubungan yang dalam dengan Sang Mahakuasa.
Saya percaya bahwa ketika seseorang semakin mengenal Tuhan baik itu melalui pengalaman pribadi dan orang-orang seiman, maka semakin dalam dan besarlah kekagumannya pada Tuhan.
Dia kagum akan pribadi Tuhan dan bukan apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupannya. Kekaguman seperti inilah yang murni dan permanen.
Oleh karena itu saya mengajak kita :
Lebih daripada mengejar berkat Tuhan, fokuslah untuk mengenal pribadi-Nya serta bersekutu dengan tubuh-Nya yaitu jemaat.
“The goal of faith is not to get what you want, but to become who God wants you to be.”
(Oswald Chambers)
Photo by Matt Botsford on Unsplash