“Sejak dibaptis sampai hari ini,saya tidak pernah lagi menyentuh rokok atau minum minuman beralkohol,” ujar seorang Brother saat natalan saya berkunjung ke rumahnya.
Saudara bertato di sekujur tubuhnya ini dahulunya adalah seorang preman yang akrab dengan dunia malam di mana rokok dan minuman keras adalah konsumsi hariannya.
Bagaimanakah dia bisa secara otomatis meninggalkan kehidupan lamanya?
Apakah ini semacam mujizat dari Tuhan ketika seseorang dibaptis?
Jika demikian, mengapa banyak juga saudara-saudari, termasuk saya, yang masih sulit meninggalkan dosa lamanya?
Roma 6 : 1,2,11,18
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
🕯️Ketika dibaptis tanggal 24 Maret 1996, harapan saya sangatlah besar. Dengan hadirnya Roh Kudus dalam hati, saya berimpian bahwa seketika itu juga saya akan menjadi mahasiswa yang rajin, disiplin dan brilian. Saya berkhayal akan menjelma menjadi lelaki yang supel, mudah bergaul dan disukai banyak orang. Dan yang paling utama saya berangan-angan menjadi seorang pemuda kudus yang imun terhadap berbagai godaan.
🕯️Namun yang terjadi tidaklah demikian. Nilai-nilai saya justru terjun bebas sehingga status mahasiswa nasakom sempat saya sandang selama 2 semester. Saya tetap menjadi pribadi pendiam dan pemalu yang kaku di hadapan orang-orang. Dan yang paling mengecewakan adalah saya sanggup bertahan dari godaan hanya dalam jangka 2 minggu.
Apa yang salah? Apakah Roh Kudus tidak berkuasa mengubahkan saya? Mengapa orang lain bisa namun saya tidak?
Akhirnya saya menemukan jawabannya dari ayat-ayat di atas.
Sang Mantan Preman tadi bisa meninggalkan kehidupan lamanya saat itu juga dan tidak pernah kembali lagi karena ketika mengambil keputusan, dia telah mati bagi hidup lamanya itu. Dan dia telah hidup sebagai manusia baru untuk Kristus. Saat itulah Roh Kudus yang penuh kuasa itu bekerja memurnikan dan menguduskannya sampai detik ini.
🕯️Saya sadar bahwa selama ini saya mengaku telah mati bagi Kristus namun masih hidup dalam manusia lama. Saya masih merasa berhak untuk hidup dan menikmati godaan duniawi.
Bro Sis,
Apakah kamu telah benar-benar mati bagi dosa?
Apakah kamu telah benar-benar hidup bagi Kristus?
Masih adakah manusia lama yang masih kamu nikmati dan pelihara?
🕯️Saya sendiri sudah memutuskan dan menjalankan bahwa ada hal-hal di dunia ini yang saya tidak lagi berhak untuk lihat, dengar atau pikirkan lagi karena hidup saya sekarang milik Kristus. Dan saya berani bersaksi bahwa 90% pergumulan dari godaan duniawi bisa dimusnahkan dengan langkah sederhana dan praktis ini.
Hidup merdeka dari manusia lama itu tidak mustahil bahkan sangatlah mudah!
Kita cukup mengucapkan ‘selamat tinggal’ bagi manusia lama dan hidup bagi Kristus!
Kita hanya perlu mengambil keputusan bahwa ada hal-hal di dunia ini yang kita tidak lagi memiliki hak untuk melihat, mendengar, memikirkan dan merasakannya, dan mulai fokus dengan apa yang Tuhan Yesus ingin kita lihat, dengar, pikir dan rasakan.
Saya yakin dan percaya bahwa kita semua akan memenuhi panggilan kita untuk menjadi pemenang!
Tuhan, kuatkan aku jadi pemenang,
Buat diriku tak lagi bimbang.
Hidupku kini milik-Mu selamanya,
Tuntun langkahku masuk dalam terang cahaya.
Amin
Photo by Sonia Dauer on Unsplash