Suatu hari saya penasaran datang ke acara ibadahnya seorang Pendeta yang baru saya kenal. Beliau ini sangat luar biasa dalam pelayanannya kepada Tuhan.
Bukan sekedar ngomong doang, Pak Pendeta ini juga beneran mempraktekkan apa yang diajarkannya kepada saya dan keluarga saya sehingga ada kesan positif dari saya bahwa ini adalah Hamba Tuhan beneran.
Ya…banyak di luar sana orang yang ngaku-ngaku Pendeta atau Hamba Tuhan, tapi gaya dan sikapnya tidak mencerminkan demikian.
Banyak di antara mereka itu palsu karena buah-buah hidupnya tidak mencerminkan apa yang mereka kotbahkan.
Tapi Pak Pendeta ini beda!
Jadi saya penasaran untuk datang ke salah satu acara kebaktiannya untuk melihat dan merasakan kayak gimana sih kebaktiannya.
Saya dan istripun datang ke kebaktiannya lalu….aduh kami berdua kaget!
Sound systemnya kekencangan banget. Suaranya terlalu keras padahal gedung ibadahnya kecil jadi otomatis telinga saya yang sensitif jadi sakit.
Apalagi saat puji-pujian, Pembawa Lagu pujian nyanyinya kencang banget bagikan rocker yang sedang konser.
Perpaduan sound system yang terlalu keras plus suara penyanyi yang lantang berteriak membuat saya menahan sakit telinga dan sakit kepala!
Saya menoleh ke istri saya dan melihat… dia juga tidak nyaman sama seperti saya 🙁
Kami berdua ingin sekali keluar dari tempat kebaktian tapi jujur kami sungkan karena Pak Pendeta ini baik sekali kepada kami. Jadi kami menahan diri untuk tetap mengikuti kebaktian sampai selesai.
Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini ketika datang ke kebaktian?
Anggap saja sebagai seorang customer, saya menulis ini adalah untuk memberikan masukan kepada penjual produk rohani untuk memperbaiki kemasan produknya.
Tidak ada yang penyesatan di acara kebaktian Gereja tersebut. Pak Pendeta dan Bu Pendetanya baik karena kasihnya tidak palsu.
Semangat Penyanyinya juga luar biasa sekali untuk Tuhan dan sound systemnya juga bagus tidak rusak, tapi sayang…
… TERLALU keras melebihi batas level kenyamanan telinga!
Kedua hal tersebut membuat saya dan istri jadi tidak nyaman dan otomatis berpikir untuk meninggalkan ruang kebaktian, bahkan juga berpikir untuk tidak lagi datang ke acara berikutnya!
Jadi kami menghindar bukan karena ibadahnya sesat, tapi karena suaranya yang terlalu keras.
MELAYANI TUHAN DENGAN BIJAKSANA
Keluaran 18:17-18 (TB) Tetapi mertua Musa menjawabnya: “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
Di Keluaran 18:13-27 diceritakan tentang Yitro sedang mengunjungi Musa menantunya. Keesokan harinya dia melihat Musa melakukan pekerjaan harian melayani bangsanya sebagai hakim dari pagi sampai petang… seorang diri alias tidak ada yang bantuin!
Kebayang ngga gimana capeknya melayani satu bangsa, memberikan konsultasi ke semua orang buanyak banget… dari pagi sampai petang dan ini dilakukan tiap hari SENDIRIAN!!
Niat Musa memang baik dan dia tulus ikhlas melakukannya. Tapi sayang caranya kurang bijaksana.
Jadi Yitro mertua Musa yang bijaksana memberikan masukan kepadanya (bukan mencela dan menghakimi).
Hasilnya: Musa tidak kecapaian melakukan pelayanannya, banyak leader yang diangkat dan adanya duplikasi kepemimpinan, dan semua rakyat dapat dilayani dengan baik dan memuaskan.
Mau tahu rinciannya, silahkan Anda baca semua ayat di Keluaran 18.
TIPS SUPAYA SUARA ACARA KEBAKTIAN TIDAK TERLALU KERAS
Suara speaker dan menyanyi yang kencang serta lantang itu tidak salah. Yang salah adalah kalau itu berlebihan atau TERLALU.
Makan sehari-hari pun bahkan minum obat juga ada dosis atau takarannya. Kalau dikonsumsi pas itu akan menyehatkan, sedangkan kelebihan malah jadi penyakit.
Sama juga dengan cara kita melakukan pekerjaan bagi Tuhan. Firman Tuhan itu baik dan benar, tapi bisa ngga laku atau dijauhi calon pelanggan gara-gara cara salesman dalam menjualnya kurang bijaksana.
Jadi ini masukan dari saya tentang suara kebaktian supaya terang yang Anda bagikan tidak terlalu menyilaukan bagi orang lain dan menjauhinya, yaitu:
(1) Minta minimal 3 orang untuk mencoba dan merasakan sound system dan suara nyanyian kebaktian alias adakan glady bersih.
Mintalah masukkan ke orang yang mau jujur, bukannya penjilat yang hanya bisa ngomong bagus-bagus saja di depan Anda.
Jika Anda tidak menemukannya, mintalah tolong ke anak-anak kecil yang polos dan jujur.
(2) Sediakan kotak saran di Gereja. Atau bisa juga tulis di kotak persembahan tulisan demikian, “KOTAK PERSEMBAHAN & SARAN”.
Umumkan juga di sesi pengumuman bahwa Gereja Anda menerima kritik dan saran yang membangun, dengan cara bukan hanya memasukkan uang persembahan saja, tapi juga menulis beberapa kata saran di amplop tanpa menulis nama.
Menyediakan kotak saran tersendiri mungkin kurang nyaman bagi yang mau kasih saran karena takut ketahuan identitasnya ketika menghampiri kotak tersebut.
Jika Anda membiarkan Kotak Persembahan juga berfungsi sebagai Kotak Saran, jemaat atau pengunjung akan lebih berani untuk memberikan saran.
Cara yang lebih canggih lagi adalah membuat kotak saran dengan memakai Google Form, lalu mencantumkan linknya (yang sudah dipendekkan) ke amplop, dinding Gereja, papan pengumuman, medsos Gereja, serta di video slide pengumuman.
PRAKTEKKAN INI MAKA KEBAKTIAN ANDA MAKIN RAMAI DAN MEMULIAKAN TUHAN
Saya percaya jika Anda mempraktekkan saran-saran di atas, maka Nama Tuhan makin dipermuliakan dan yang ingin beribadah di Gereja Anda makin banyak.
Kenapa demikian? Karena masukan yang didapat di kotak saran nanti bukan hanya tentang suara saja, tapi juga tentang banyak hal lainnya yang akan membantu melengkapi pelayanan ibadah Anda.
Seperti ada tertulis…
Ibrani 10:25 (TB) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Tuhan memberkati,
Dt Awan (Andreas Hermawan)
* Ingin tahu tulisan-tulisan saya lainnya? Anda bisa membacanya atau ikuti Newsletternya di dombapa.com .
** Jika Anda merasa tulisan saya ini bermanfaat, jangan lupa share tulisan ini ke orang lain atau ke medsos Anda. Siapa tahu ternyata juga bisa jadi berkat buat yang lainnya. Amin!