“Saya mau membuat perijinan usaha lewat jalur dan jalan yang benar tapi ternyata sangat sulit dan bahkan dipersulit. Akhirnya saya memutuskan untuk memberi amplop kepada petugas dan benar saja, tidak berapa lama kemudian perijinan keluar. Sekarang saya bahkan ditelpon berkali-kali untuk mengambil surat tersebut.”
Itulah cerita teman pengusaha yang baru kami kenal tentang susahnya menjadi pengusaha yang jujur di Bumi Nyiur Melambai ini.
Provinsi yang terkenal dengan mayoritas penduduknya beragama kristen yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bahkan ada beberapa daerah setiap 100 meter memiliki gereja dari berbagai denominasi .
(https://news.detik.com/berita/d-811765/nyiur-melambai-cengkeh-mewangi-gereja-menjulang-di-sulut)
Bukankah provinsi yang demikian seharusnya memiliki orang-orang yang jujur dengan pemerintah yang anti korupsi? Bukankah seharusnya untuk hidup benar menjadi suatu kemudahan? Mengapa untuk menjadi jujur dan benar justru sangat sulit di daerah di mana Patung Tuhan Yesus Memberkati berdiri dengan megah?
Yesaya 29:13 (TB) Dan Tuhan telah berfirman: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.”
Orang Israel atau bangsa Yehuda pada dasarnya adalah orang yang beribadah kepada Tuhan. Mereka tekun datang ke Bait Allah sambil mempersembahkan korban. Mereka juga rajin merayakan hari-hari raya keagamaan.
Namun di mata Tuhan semua yang mereka lakukan adalah kekejian dan kejijikan karena hati mereka jauh dari Tuhan dan ibadah yang dijalankan ritualitas belaka.
🕯️ Terus terang saya juga merasa ibadah dan pelayanan yang saya lakukan tidak benar-benar membuat hati saya dekat kepada Tuhan. Mungkin saya bukan seorang yang korup atau mencari keuntungan dari posisi dan jabatan yang dipercayakan, tapi saya merasa tetap menjadi orang yang sama. Pemikiran ini membuat saya ingin berhenti untuk berdoa, saat teduh atau terlibat dalam pelayanan.
🕯️ Namun gagasan demikian segera saya tepis karena bagi saya ibadah yang saya lakukan adalah satu-satunya jalan bagi saya untuk mendekatkan diri kepada Bapa di Sorga. Bisa dibayangkan jika berhenti beribadah akan menjadi orang seperti apa nantinya saya ini. Jadi meskipun terseok-seok saya tetap berjuang untuk tetap beribadah.
🕯️ Di sisi lain, sayapun tidak mau terjebak dalam rutinitas dan legalitas, saya mau ibadah yang saya lakukan mampu mendekatkan saya kepada Yang Mahakuasa. Saya percaya bahwa ibadah yang powerful adalah ibadah yang membuat saya semakin mengasihi Tuhan dan menjadi seorang yang sefrekuensi dengan-Nya. Ayat-ayat yang saya renungkan bukan lagi menjadi sekadar catatan dan tulisan serta hapalan, melainkan menjadi bagian dari hati dan pikiran serta karakter.
Bro Sis di Bumi Nyiur Melambai dan Kota Cakalang,
Apakah kalian rindu negeri kita ini dipenuhi dengan orang-orang yang cinta Tuhan?
Apakah kalian mendambakan pemerintahan dipegang orang-orang yang jujur dan anti korupsi?
Mulailah dari kita masing-masing!
Jadikan ibadah kita berkuasa!
Jadikan doa dan perenungan Alkitab semakin mendekatkan kita kepada Yang Mahakasih dan Mahakuasa!
Jadikanlah hidup kita sebagai proyek percontohan orang-orang yang cinta Tuhan!
Let Us Know God And Make Him Known