“Saya tidak bisa mengampuni dan tidak ada niat untuk melakukannya!”
“Saya cukup mampu menjalani hidup dengan baik dan tidak merasa perlu untuk dibimbing.”
“Sulit bagi saya untuk respek kepada pemimpin jika hidupnya tidak jadi contohan buat saya.”
Sayang sekali pemikiran-pemikiran di atas yang seharusnya bisa segera dibereskan seandainya saja kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan kebenaran dari firman Tuhan :
1 Petrus 2 : 2-3 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Sikap seorang murid Yesus terhadap kebenaran firman Tuhan seharusnya sama seperti bayi yang menginginkan air susu yang murni. Dengan firman Tuhan, segala pemikiran dan pertimbangan hati kita seharusnya bisa dimurnikan.
Daripada sibuk menunjuk jari kepada orang lain, alangkah baiknya kita berkaca kepada kebenaran firman Tuhan.
🕯️Begitu banyak hati saya yang kritikal kepada pemimpin atau satu sama lain terbantu karena perenungan saya akan firman Tuhan murni. Tuhan baik. Banyak sekali peristiwa di mana Roh Kudus mengingatkan saya melalui firman yang pernah saya renungkan bahwa saya sudah melenceng dari kebenaran.
🕯️Dengan sifat yang ‘take it personal’ dan sangat gampang merajuk, seandainya saya tidak memelihara hati yang haus akan kebenaran, tidak bisa dibayangkan akan serusak apa hidup, pernikahan, parenting, pekerjaan dan kehidupan berjemaat saya. Hanya doktrin dan ajaran yang sehatlah yang mampu menyehatkan saya secara rohani dan emosi.
Bro Sis,
Kamu punya pemikiran dan pertimbangan yang mengganggu pikiran dan hatimu?
Sudahkah kamu mengecek dan me-ricek-nya dengan firman Tuhan?
Apakah kamu memelihara hati yang haus akan kebenaran? Ataukah kamu mengikuti apa kata hati dan pikiranmu sendiri?
Sedewasa apapun usia kekristenanmu, pelihara hati sebagai bayi yang selalu merindukan air susu yang murni.
Jagalah pikiran dan hatimu untuk selalu diisi dengan kebenaran, karena :
“Too often truth is doubted, while the error is believed.”
― Lailah Gifty Akita