Kejarlah Cita-citamu Namun Jangan Lupakan Panggilan Tuhan

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study Tak ada komentar pada Kejarlah Cita-citamu Namun Jangan Lupakan Panggilan Tuhan

Amos 7  12-15 

Lalu berkatalah Amazia kepada Amos: “Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!

Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab inilah tempat kudus raja, inilah bait suci kerajaan.”

Jawab Amos kepada Amazia: “Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan.

Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.

 

Saya punya cita-cita yang sederhana, yaitu : masuk perguruan tinggi negeri di mana lulusannya gampang mendapat pekerjaan atau punya usaha sendiri. Dan ketika lulus, saya ingin punya rumah di dekat keluarga saya. Oleh karena itu saya memilih fakultas kedokteran gigi Universitas Indonesia dan karena kebaikan Tuhan saya bisa diterima di sana. 

Namun ternyata Tuhan punya rencana lain, di semester kedua, melalui seorang teman saya dipanggil untuk menjadi murid Yesus. Saya yang introvert seketika dituntut menjadi penjala manusia. 

Sangat tidak mudah bagi saya untuk berkenalan dengan orang baru dan berbicara tentang kebenaran, ditambah lagi begitu banyaknya penolakan demi penolakan yang saya alami. Namun saya menyadari memang seperti itulah hidup seorang yang dipanggil Tuhan. 

 

Bro Sis, 

Amos mengakui bahwa dia hanyalah peternak dan pemungut buah ara di hutan. Bukan siapa-siapa dan mungkin punya cita-cita sederhananya sendiri, namun ketika Tuhan memanggilnya, dia menerimanya dan segera pergi mengabarkan kebenaran. 

Amos mengalami penolakan dan pengusiran dari petinggi kerajaan bahkan dari raja sendiri. Namun dia tidak gentar karena dia yakin berdiri di atas firman kebenaran. 

 

Apa yang menghalangi dari panggilan dari Tuhan kepada kita?

Apa yang menghambat kita untuk mengabarkan kebenaran? 

Ketakutankah? Penolakankah? Masalah pernikahankah? Perekonomiankah? Konflik satu sama lainkah? Karakterkah? 

 

Ingatlah bahwa Tuhan memanggil dan memampukan kita untuk memenuhi panggilan itu. 

Dia akan menyertai kita dan menjadikan kita kuat.

Jadi salahkah kita mengejar cita-cita pribadi? Tidak! 

Kejarlah cita-cita namun penuhi juga panggilan Tuhan!

Niscaya kamu akan menjadi seperti Nabi Amos yang sederhana namun sangat berani mengatakan kebenaran kepada siapapun juga. 

Facing the truth makes you stronger

 

Bagikan Ini:

Oleh Eka Karnawan

Seorang dokter gigi yang cinta Tuhan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *