Sikap Yang Benar Dalam Menghadapi ‘Tetangga Yang Berisik’

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study Tak ada komentar pada Sikap Yang Benar Dalam Menghadapi ‘Tetangga Yang Berisik’

 

 

“Tetangga Yang Berisik” demikian Sir Alex Ferguson menjuluki klub sepakbola Manchester City saingan klub yang dia latih, Manchester United. 

Memang saat dipegang Sir Alex, United sangat berjaya dan prestasinya jauh di atas City. 

Namun Sang Tetangga Berisik itu semakin gaduh, maklum beberapa tahun ini prestasi City jauh di atas Man United yang semakin hari semakin manyun. Apalagi musim terakhir City meraih treble winner. Semakin gaduhlah Sang Tetangga Yang Menyebalkan Sir Alex itu. 

 

Yesaya 17:12-14 (TB)  Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat! 

Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung. 

Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedahsyatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang yang merampasi kita. 

 

Pada masa itu, bangsa-bangsa menyerang umat Allah dan mengalahkan mereka. Mereka merayakan dengan sorak – sorai dan membuat kegaduhan. Umat Allah hanya bisa meratapi nasib dan menyesali perbuatan mereka. 

Namun berbeda dengan Manchester City yang semakin hari semakin berjaya, kegaduhan tetangga-tetangga bangsa pilihan Allah hanya akan bertahan sementara. Kegaduhan dan keonaran yang mereka timbulkan akan lenyap bahkan sebelum pagi menjelang. 

 

🕯️Sebagai anak Tuhan seringkali saya merasa pilihan untuk hidup di dunia terasa sangat terbatas. Hal itu membuat hidup saya terlihat biasa-biasa saja. Sementara orang yang duniawi terlihat bebas dan bersorak-sorai dengan gaduh dan menimbulkan keinginan untuk menjalani hidup yang demikian. 

🕯️Perenungan ini mengingatkan saya lagi bahwa kegaduhan dan sorak-sorai tetangga yang berisik sesungguhnya amat sangat sementara. Tanpa kita menyadari kehidupan mereka yang duniawai akan berakhir. Ini meyakinkan saya untuk fokus menjalani kehidupan kekal dengan penuh rasa syukur dan sukacita. Pemikiran ini menguatkan saya bahwa hidup sebagai murid Yesus tetaplah yang terbaik untuk dijalani. 

 

Bro Sis, 

Sebagai anak Allah mungkin godaan untuk mengejar kekayaan dengan cara yang tidak jujur jauh dari angan-angan, namun seringkali godaan terbesar kita adalah untuk menjalani hidup yang lebih mudah : 

👉Menjadi suami yang menghindar dan tidak peduli jauh lebih nyaman daripada mengasihi dan memimpin keluarga. 

👉Mengomeli suami sepertinya cara yang lebih mudah daripada memberi masukan dengan cara dan rasa yang hormat.

👉Tidak terbuka terhadap pembimbing rohani lebih enak karena tidak perlu dinasihati dan diberi arahan. 

👉’Menjalani hidup pribadi dan keluarga saja sudah susah payah, ngapain musti mikirin kesusahan orang lain?’ mungkin pikir kita dalam hati. 

 

Lebih mudah, nyaman dan damai, itulah yang semua orang cari. Namun apakah itu akan bertahan lama? Saya percaya tidak. Akan ada waktunya semua itu akan berakhir. Dan percayalah, ia akan berakhir dengan waktu yang sangat singkat.

Jadi bagaimana sikap kita saat menghadapi ‘tetangga yang berisik’? Yaitu dengan tetap bertekun dalam kebenaran. 

 

“Remain true to your values. If you don’t stand for something, you’ll fall for anything.”

Frank Sonnenberg

Bagikan Ini:

Oleh Eka Karnawan

Seorang dokter gigi yang cinta Tuhan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *