Saat membuka mata hari ini, kata pertama apa yang kamu ucapkan?
Saat tiba di kantor, apa yang terlintas dalam pikiranmu?
Seringkali kita mengucap syukur hanya ketika kejadian besar terjadi dalam hidup kita, seperti kenaikan gaji dan bonus besar, wisuda, jalan-jalan ke luar negeri, beli rumah dan mobil baru.
Imamat 3:1-5
“Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.
Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu sebagai korban api-apian bagi TUHAN,
dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu.
Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah, yakni di atas korban bakaran yang sedang dibakar di atas api, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Korban keselamatan dipersembahkan sebagai perdamaian, pengamanan, dan juga menepati nazar. Ini adalah persembahan untuk perdamaian, kemakmuran, dan berkat Tuhan, baik itu :
- Diperoleh sebagai ucapan syukur untuk sesuatu yang telah diberikan Tuhan.
- Permohonan kepada Tuhan untuk sesuatu yang diinginkan. Berharap akan kedamaian dan berkat di masa depan; karena kedamaian, dalam bahasa Ibrani, menandakan segala macam kemakmuran dan kebahagiaan. Bisa dalam bentuk nazar yang dibuat sebelumnya atau dipersembahkan tanpa kewajiban sumpah terlebih dahulu.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang Yahudi yang mempersembahkan korban perdamaian adalah sebagai berikut:
- Dia harus membawa :
(1) seekor lembu atau sapi muda, atau
(2) seekor domba muda dari kedua jenis kelamin, atau
(3) kambing jantan muda atau kambing betina.
- Ia harus mempersembahkannya di pelataran Kemah Suci.
- Dalam mempersembahkannya ia harus meletakkan, atau menyandarkan, tangannya di atas kepalanya.
- Ia harus menyembelihnya di depan pintu Kemah Suci.
- Ia harus menyediakan tiga jenis kue yang serupa dengan yang dipersembahkan pada persembahan daging, termasuk roti beragi.
🕯️Biasanya kalau pulang kampung ke Motoling di akhir tahun, keluarga kami biasanya berdoa di dalam mobil untuk memohonkan keselamatan dalam perjalanan kepada Tuhan. Namun sayangnya, ketika tiba selamat di tujuan, kami tidak mengambil waktu untuk berdoa mengucap syukur atas penyertaan Tuhan.
🕯️Betapa seringnya saya juga lupa mengucap syukur tentang penyertaan Tuhan dalam hidup saya setiap hari bahkan setiap detik. Saya merasa pantas mendapatkan itu semua dan bahkan menuntut lebih dari Tuhan. Saya lupa bahwa setiap helaan nafaspun, jika bukan Tuhan yang berikan, saya sudah tiada di dunia ini. Korban keselamatan mengajarkan saya untuk mengucap syukur senantiasa.
🕯️Hal berbeda yang akan saya lakukan adalah berdoa sebelum perjalanan dan setelah tiba di tujuan; serta berdoa dengan keluarga setiap malam untuk menutup hari.
Bro Sis,
Hidup kita laksana uap.
Tanpa Tuhan yang berjaga-jaga dalam hidup, kita semua sudah lama binasa.
Karena itu peliharalah rasa syukur dan hiduplah bergantung pada-Nya.
“God is like oxygen. You can’t see Him, but you can’t live without Him!”
― Unknown