Rajin Ikut Ibadah Tapi Kehidupan Masih Sama? Pelajari Intisari Dari Penyembahan Ini

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study Tak ada komentar pada Rajin Ikut Ibadah Tapi Kehidupan Masih Sama? Pelajari Intisari Dari Penyembahan Ini

Ibadah hari Minggu, tengah minggu, ibadah kolom dll hanyalah sebagian kecil dari penyembahan kita. 

Apakah intisari dari penyembahan sesungguhnya? 

Filipi 1 : 20,21 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Rasul Paulus yang tidak lama lagi akan dihukum mati sangat yakin bahwa kematiannya tidak akan membawa malu, baik bagi dirinya maupun bagi seluruh orang-orang percaya. Dan yang telah kita ketahui bersama, Rasul Paulus adalah pahlawan rohani bagi orang kristen di seluruh dunia, baik masa lalu, masa kini, dan saya sangat yakin masa depan juga. 

Rasul Paulus tahu bahwa dengan kematian berarti pelayanan dan penginjilannyapun berakhir sudah. Dari hati terdalam pasti dia ingin terus bisa menginjil, namun akhirnya dia sadar, bahwa dengan dia menjadi martir Kristus, justru itu akan menyebarkan Injil lebih cepat lagi ke seluruh muka bumi. Saya sadar mungkin saja yang dia maksud dengan keuntungan adalah itu. 

Bagi saya, inilah intisari penyembahan sesungguhnya :  bahwa hidup dan mati saya adalah untuk memuliakan Tuhan. Ketika masih hidup, saya melayani dengan segala kemampuan yang saya miliki. Namun ketika saya meninggalkan dunia nanti, seperti Rasul Paulus, Nama Tuhan justru akan lebih dimuliakan lagi. 

🧂Brother Wilson menjadi sumber inspirasi bagi kami jemaat Bitung. Dengan sakit asam urat dan komplikasi yang dideritanya, dia masih terus berkomitmen hidup sebagai murid Yesus. Bahkan kami yang harus mencegahnya untuk datang setiap pertemuan ibadah, supaya dia bisa memulihkan kondisinya. 

🧂Akibat asam urat, jari-jarinya menjadi kaku dan bengkok, namun hati Wilson sangat luar biasa, dia setiap hari tetap bersaat teduh dan mencatatnya. Bahkan dia berusaha mencatat setiap khotbah seperti yang biasa dia lakukan. Kesakitan justru membuatnya semakin memuliakan Tuhan. 

🧂Saat ini Bro Wilson sudah meninggalkan dunia untuk bersama-sama dengan Bapa di Sorga, namun hatinya yang selalu menyembah baik di saat sehat dan terlebih lagi di saat sakit membuktikan bahwa Kristus ada dalam dia. Kematiannya sekarang menjadi keuntungan, karena bisa menjadi sumber inspirasi bagi kami maupun orang-orang yang mendengar atau membaca tentangnya. 

Bro Sis, 

Sangatlah mudah menyembah Tuhan di saat kita bahagia dan dilimpahi berkat. 

Namun saat kesusahan demi kesusahan mengeroyok dan menggebuki kita sampai babak belur, masih mampukah kita menyembah Bapa di Sorga? 

Apakah ketika ajal menjemput, kita justru melihatnya sebagai kesempatan memuliakan Dia untuk terakhir kalinya?

Intisari dari penyembahan adalah hidup dan mati kita untuk memuliakan Nama Tuhan : 

👉Pernikahan menjadi kesempatan bagimu untuk bertumbuh menjadi suami atau istri yang lebih baik dan rohani, terlepas apapun sikap pasanganmu. 

👉Anak-anak memberi peluang bagimu untuk bertumbuh sebagai pribadi yang sabar dan berbelas kasih. 

👉Kesulitan keuangan kamu manfaatkan sebagai batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih bergantung kepada Tuhan. 

👉Hidup singles justru kamu pergunakan untuk melayani Tuhan dan mengejar kekudusan. 

“Life is to learn to glorify God and death is graduation to glory.”

Bagikan Ini:

Oleh Eka Karnawan

Seorang dokter gigi yang cinta Tuhan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DOMBAPA Ijinkan kami memberi notifikasi update terbaru kepada Anda.
Tidak
Ijinkan Notifikasi