Leprosy Is Not A Disease 

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study Tak ada komentar pada Leprosy Is Not A Disease 

Mengapa dalam Kitab Imamat penyakit kusta ditangani oleh imam dan bukan oleh tabib? 

Mengapa orang yang terkena kusta harus dikucilkan dan dibiarkan mati dalam sakitnya?

 

Imamat 13:1-3 (TB) TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 

“Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu. 

Imam haruslah memeriksa penyakit pada kulit itu, dan kalau bulu di tempat penyakit itu sudah berubah menjadi putih, dan penyakit itu kelihatan lebih dalam dari kulit, maka itu penyakit kusta; kalau imam melihat hal itu, haruslah ia menyatakan orang itu najis.

 

Menurut tafsiran Matthew Henry, kusta yang dituliskan dalam Imamat ternyata berbeda dengan kusta yang kita kenal sekarang. Menurutnya kusta didatangkan langsung oleh Tuhan kepada orang – orang yang melanggar kekudusan – Nya. Tokoh – tokoh Alkitab seperti Miriam, Gehazi, Raja Uzia bahkan Nabi Musa sendiripun pernah mengidap kusta yang didatangkan langsung oleh Tuhan.

Karenanya dalam Kitab Imamat, kusta tidak dianggap sebagai penyakit, melainkan kenajisan, yang tidak ditangani oleh tabib melainkan oleh imam. Dan ketika dinyatakan najis, orang tersebut diusir dan dikucilkan serta dibiarkan hidup dan mati dalam kenajisannya.

Namun Tuhan Yesus datang ke dunia dan Dia mampu mentahirkan begitu banyak orang yang terkena kusta. Orang-orang yang memiliki kusta memiliki harapan untuk menjadi tahir dan hidup kembali.

Kita tahu bersama bahwa dosa adalah kusta hati. Dosa membuat kita najis di hadapan Tuhan, yang membuat kita pantas dijauhkan dari hadapan Tuhan. Seperti kusta, dosa menggerogoti dan menghancurkan hidup kita sedikit demi sedikit sampai akhirnya kita mati dalam kenajisan.

Namun Tuhan Yesus mampu mentahirkan dosa kita melalui salib. Ada harapan bagi kita untuk ditahirkan. Ada kesempatan bagi kita untuk datang menghadap Bapa di Sorga bahkan dianggap sebagai anak-Nya. Ada harapan bagi kita untuk hidup.

 

🕯 Meskipun sudah 20-an tahun mengikut Tuhan, saya masih belum benar-benar sadar bahwa dosa adalah kusta bagi hati saya. Sekecil apapun itu. Dosa menajiskan saya dari hadapan Tuhan. Dosa menggerogoti dan menghancurkan hidup saya dari dalam. Saya menganggap remeh dosa dan merasa berhak untuk diampuni. Perenungan hari ini menguatkan hati saya bahwa saya harus lebih serius dan radikal lagi akan dosa. Sekecil apapun itu dosa, saya harus mematikannya sebelum dia membesar dan membunuh kerohanian bahkan hidup saya.

 

Bro Sis,

Dosa adalah kusta rohani.

Sekecil apapun dosa, ia adalah kenajisan di hadapan Tuhan.

Karena dosa yang dibiarkan bahkan dipelihara akan semakin membesar, menggerogoti kamu dari dalam dan pada akhirnya menghancurkan hidupmu.

 

Karena itu, jangan biarkan kusta rohanimu tumbuh! Hancurkan sedini mungkin!

👉 Bereskan pikiran negatifmu!

👉 Usir keegoisanmu!

👉 Hancurkan kesombonganmu!

 

Karena mungkin saat ini hal – hal itu saat ini kecil dan tidak berbahaya. Kamu masih bisa melayani Tuhan bahkan berbagi kebenaran, tapi suatu saat nanti mereka akan membesar dan menghancurkan segala yang kau bangun dengan susah payah.

 

Let us stop the progress of sin in our soul at the first stage, for the farther it goes the faster it will increase.

~ Thomas Fuller

 

Bagikan Ini:

Oleh Eka Karnawan

Seorang dokter gigi yang cinta Tuhan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DOMBAPA Ijinkan kami memberi notifikasi update terbaru kepada Anda.
Tidak
Ijinkan Notifikasi