2 pertanyaannya adalah:
- ‘Apakah saya harus menikah?’
- ‘Bagaimana kalau saya menikah dengan orang yang salah?’
Untuk pertanyaan pertama jawaban Tuhan adalah :
Kejadian 2 : 18
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Benar sekali! Tuhan menciptakan manusia sebagai untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenisnya. Karena dengan inilah manusia akan menjadi seorang yang lebih baik.
Sedangkan untuk memilih pasangan yang benar ada pada pasal yang kita baca :
Kejadian 24:1-6
Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.
Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,
supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam.
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.”
Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: “Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?”
Tetapi Abraham berkata kepadanya: “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana.”
2 kriteria pasangan yang harus dipilih adalah :
- Memiliki cinta, hati dan keyakinan yang sama kepada Tuhan.
- Tidak membawa kita kembali kepada masa lalu.
Jombloers,
Sudah punya calon favorit?
Sudah ada yang membuat jantungmu berdebar tak karuan?
Apakah hati dan keyakinan si dia sama dengan milikmu?
Apakah sang pujaan hati bisa membawamu menjadi pribadi yang lebih baik?
🕯️Kadangkala saat terjadi konflik dengan istri, saya bertanya pada diri sendiri :’Apakah saya salah memilih pasangan? Ataukah mungkin saya merupakan suami yang salah untuk dirinya?’ Tapi pikiran itu langsung saya tepis jauh-jauh, yang jauh lebih penting adalah bertumbuh menjadi suami yang lebih baik di mata Tuhan. Saya tidak ingin kembali kepada diri saya dahulu. Terlalu tinggi risiko yang akan saya terima.
Wahai Kaum Menikah Yang Lagi Galau,
Adakah timbul benih-benih penyesalan dalam dirimu?
Ataukah mengasihani diri merasa kamu tak mampu membahagiakan pasangan?
Ingat ini :
Matius 19:6 (TB) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Percayalah bahwa pasanganmu adalah yang terbaik bagimu dan pasti akan membuatmu menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, lebih daripada menunjukkan jari menuntutnya berubah, marilah kita menjadi seorang yang lebih baik. Menjadi pangeran idaman istrimu dan permaisuri yang anggun bagi suamimu.