Kesombongan Rohani Antar Gereja

Diterbitkan Dikategorikan dalam Bible Study, Kasih, Kontroversial, Lifestyle Ditandai , Tak ada komentar pada Kesombongan Rohani Antar Gereja

Apakah Anda pernah merasa dianggap rendah oleh jemaat yang organisasi Gerejanya Anda tinggalkan?

Ketika Anda keluar dari Gereja tersebut, Anda dianggap telah meninggalkan Tuhan atau dianggap lagi “jatuh dan lemah rohani”.

Saya pernah mengalami ini karena saya keluar dari suatu organisasi Gereja yang luar biasa dan sebutan untuk saya yang keluar adalah “fallen brother”.

Kenapa saya sebut Gereja tersebut luar biasa? Karena memang banyak ajaran-ajaran di organisasi Gereja tersebut benar sesuai Alkitab, begitu juga dengan tradisi dan sistemnya.

Gereja ini termasuk kategori Gereja yang benar karena anggotanya adalah orang-orang yang mau berkomitmen jadi Murid Yesus, bukan sekedar “penggemar” Yesus.

Mungkin Anda bertanya, “Lha kalau memang luar biasa dan benar kenapa Anda keluar?”

Alasan saya keluar adalah:

(1) Kebetulan pemimpin dan jemaatnya tidak bisa membantu permasalahan dosa dan kelemahan saya.

(2) Sistem dan tradisinya membatasi talenta-talenta dan karunia-karunia saya sehingga saya tidak bisa berkembang di sana.

Jadi alasan saya keluar dari Gereja tersebut adalah karena kesalahan saya sendiri dan juga kesalahan organisasi Gereja tersebut.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang menyebabkan Anda keluar dari Gereja eksklusif tersebut?

 

SALAH SIKAP BISA TIDAK DIBENARKAN OLEH TUHAN

Lukas 18:9-14 (TB)  Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:

“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;

aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Dari perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan di atas, semoga ini jangan sampai berlaku kepada jemaat Gereja eksklusif tersebut, yang bisa saja punya kesombongan rohani demikian dalam hatinya sehingga kisahnya jadi seperti ini…

“Ada dua orang pergi ke Gereja untuk berdoa; yang seorang adalah anggota jemaat Gereja tersebut dan yang lain fallen brother (keluar dari jemaat Gereja tersebut).

Jemaat eksklusif itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua jemaat Gereja lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti fallen brother ini;

aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi “fallen brother” itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”

Nah, Anda tahu khan apa yang terjadi antara mereka berdua setelah selesai ibadah?

Yang terjadi adalah: Fallen brother ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan yang jemaat Gereja itu tidak dibenarkan.

Sebab Yesus berfirman: “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk 18:14)

Bersambung ke “Kesombongan Rohani Antar Gereja – Bagian 2“.

—————–

OK, cukup di sini dulu ya. Saya akan lanjutkan lagi di lain kesempatan.

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan-tulisan saya lainnya, Anda bisa membacanya di dombapa.com/blog atau ikuti Newsletternya di dombapa.com/newsletter .

Jika Anda merasa tulisan saya ini bermanfaat, jangan lupa share tulisan ini ke orang lain atau ke medsos Anda. Siapa tahu ternyata juga bisa jadi berkat buat yang lainnya.

 

Tuhan memberkati,

Dt Awan (Andreas Hermawan)

Bagikan Ini:

Oleh awan717

Seorang penulis, konsultan di DOMBAPA.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DOMBAPA Ijinkan kami memberi notifikasi update terbaru kepada Anda.
Tidak
Ijinkan Notifikasi